Tugas Sekolah



Waktu itu tugas pertama adalah membawa sampat dan membuat lidi sebagai alat bantu berhitung. Oleh papuq, aku dibuatkan sekitar 30 LIDI dari bambu yang dihaluskan, panjangnya sekitar satu jengkal. Sedangkan untuk membuat sampat aku dan kakak perempuanku pergi nyari danyuh ke kebun kelapa tetangga. Lidi dan sampat sudah siap.

Di sekolah aku agak sedikit minder, karena sampat yang aku bawa jauh lebih lusuh dan hanya seikat kecil. Sebelum belajar kami menaruh sampat di depan kelas.

Teng... teng... teng... Lonceng berbunyi dan kami langsung masuk kelas duduk rapi, badan tegak, tangan di atas meja dan mulai berdo'a.
Pelajaran pagi itu adalah Bahasa Indonesia. Ibu guru masuk, menyapa kami dan mengabsen. Lalu Ibu guru mulai menulis sesuatu.
Tulisannya seperti ini,

Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg
Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn
Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu
Vv Ww Xx Yy Zz

Ternya
ta ibu guru menulis huruf yang kami harus bisa menghafal dan harus bisa menuliskannya. Aku mencoba menjalankan pensilku di atas buku putih yang masih baru itu. Mengikuti pola huruf yang membengkok dan menyilang, meski tidak sebagus tulisan Ibu guru paling tidak aku bisa mengenal huruf demi huruf.

Sedangkan untuk pelajaran matematika pertama kami diperkenalkan angka dan cara menulisnya. Dengan tulisan yang besar Ibu guru mengukir angka-angka di papan tulis,
1 2 3 4 5
Sembari menulis Ibu guru, mengangkat jarinya sesuai dengan angka yang ditulis. Dengan lidi yang kami bawa, kami mencoba melakukan perhitungan sederhana yang diinstruksikan oleh Ibu guru.

Comments

Popular posts from this blog

Bahasa Sasak: 50 Kalimat Populer Di Pulau Lombok

Bahasa Sasak : Ungkapan sehari-hari

Kamus Bahasa Lombok/Sasak (A-D)