Posts

Showing posts from July, 2015

Berbahasa Sasak "dengan" Tourist

Image
It will be a great expirience If our beloved "Base Sasak" more popular. We can try to start our dialogue in Sasak language. It will be awesome experience to speak in Sasak.  Soemasih     :  Ampure , mamiq. Araq saq bau tiang tulung ? :  Permisi, Pak. Apakah ada yang bisa saya bantu ? : Excuse me, Sir. Can I help you ?          Thomas        :  Nggih, matur tampiasih. :  Ya, Terima kasih. Anda sangat baik sekali. : Yes, thanks. It’s very kind of you. Soemasih     :  Ape   side ni baru leq deriki ? :  Apakah anda pendatang baru ? : Are you new visitor here ? Thomas        :  Nggih, tiang lekan Scotlandia. Aran tiang Thomas. :  Ya. Saya dari Scotlandia. Senang bertemu dengan anda. Nama saya Thomas. : Yes I am. I come from Scotland. I’m glad to meet you. I’m Thomas. Soemasih     :  Tiang endah semenoan juaq. Aran tiang Soemasih. Tiang asli lekan te. Wah pire kengoneq pelungguh leq deriki ?                         :  Sama-sama. Nama saya

Bahasa Sasak: Istilah Populer Aktivitas Dapur

Image
Did pelungguh know about cooking terminology in Sasaknese ??? there are many terminology that Sasaknese use to describe something refers to cooking. Here we go, . . . 1. Ngëkët-ëkët (verb) = firing initiation 2. Jumuq/Bejumuq/Jokot (verb) = additional wood for more firing 3. Bangkal (adjective) = boiling 4. Nenes (adjective) = smoother 5. Jangkëh (noun) = fireplace 6. Këtë/Kekëtë (noun) = traditional “sigon/sogon” 7. Siong/Sêong (verb) = frying without vegetable oil 8. Cobek (noun) = traditional pestle 9. Giliq (verb) = drilling 10. Ënsëng (adjective) = condition before ripe,   11. Gecok (verb) = cutting 12. Sêar (verb) = get the wood out to firing off 13. Bësoq (verb) = washing 14. Ngemi (verb) = rice cooking 15. Meriap (verb) = cooking 16. Kemêq (noun) = traditional   17. Senduk (noun) = vegetable spoon (made from Tangkêl) 18. Geseng (adjective) = burnt 19. Tunuq (verb/adjective)* = toasted 20. Kulup (verb/adjective)* = boiled 21. Tambus (verb/adjective)*

Malam Akhir Ramadhan

Image
Aku fikir aku adalah orang yang selalu menemui hal yang sama dalam tiap moment lebaran di dusun kecilku. Meski begitu, tak pernah terlintas dalam benakku istilah 'jenuh' atau 'ah ga asyik, masak lebaran nemunya hal kayak gini terus', tidak sama sekali. Sesekali suara "kenikusan" memekakkan telinga, cahaya "dilah copok" sepanjang jalan di dusun ku terus menyala hingga minyaknya habis, tidak seperti di kota dengan berbagai kelap-kelip sinar lampu, kembang api dan mercon.  Tapi kali ini aku beruntung, malam yang beda sekali, anak-anak seusiaku berkumpul di depan gerbang masjid menunggu acara lomba takbiran yang diadakan remaja masjid, tapi dengan satu syarat lomba takbiran akan dimulai bila pengumuman resmi hasil sidang isbat penetapan tanggal 1 Syawal oleh pemerintah jatuh esok hari . Sepertinya saat itu kami terlalu 'lebay', bagaimana tidak malam itu aku dan kelompok telah menyiapkan segala asesoris mulai dari jenggot dari bu