Cerita Masa Kecil
Kesempatan menikmati masa kecil di salah satu Dusun mungil di bagian selatan Lombok Timur merupakan anugerah yang indah untuk selalu aku kenang. Hidup sebagai anak petani dengan beberapa ekor hewan ternak memberikan nuansa dusun yang masih sangat sederhana. Begitu banyak pengalaman selama aku kecil dulu. Aku juga memiliki pengalaman menarik (beberapa mengharukan) di Bangket.
Sebut saja kenakalanku waktu kecil, dulu main ayunan tali itu sangat favorit. Dan aku mencoba berayun di atas Pohon Banten, karena asyik berayun aku kurang kontrol. Cabang yang aku pijaki patah dan aku jatuh dari ketinggian sekitar 4 meter di atas permukaan Pundukan/Pelêpê.
Aku
juga pernah di kejar Papuq gara-gara
aku dengan ketidak tahuanku menumbuk habis Gambir
yang beliau gunakan untuk Mamaq.
Hmmm.
. . . .ya nakal mungkin, kalau aku sedang dilanda malas pergi ngaji biasanya aku tidur menjelang
maghrib dan terkadang tidur di bawah tempat tidur. Itu hanya segelintir cerita
ku kala aku kecil dulu, aku merasa bahwa kehidupan anak-anak di dusun waktu itu
lebih unik bila dibandingkan anak sekarang.
Anda
mungkin pernah mendengar Sabun cap Tangan. ya . . . sabun mandi juga sebagai
sabun cuci dan itu kami pakai jaman itu. Akan aku coba mengingat kembali
masa-masa kecil ku dulu di Dusun kecil nan mungil itu.
Sore
itu aku bergegas pulang karena mentari sudah mau masuk ke peraduannya, dan aku
harus segera pergi ngaji. Tanpa mandi
aku langsung mengambil Londong dan Kecopong kemudian lari ke Musholla.
Aroma keringat tentu sangat jelas tercium.
Baru
pulang main, tanpa mandi, keringatan dan akhirnya di Musholla aku duduk
membungkuk dan seolah sedang khusuk ngaji padahal aku tertidur. Tidur di Musholla kala itu adalah MUSIBAH,
karena setiap ketahuan tidur oleh guru ngaji maka seurat rotan terbentang nyata
di atas punggung. Aku dapat 2 pukulan, karena kaget kantukku pun seolah menguap
bersama rasa sakit sesaat yang aku rasa.
Waktu
isya' tiba dan aku tidak sabar untuk keluar Musholla. Setelah selesai salaman
dengan guru ngaji aku langsung lari pulang. Ya. . .aku dan Bundaku akan pergi Begobok Balang ke sawah yang paginya di Pataq.
Aku membawa Dilah Copok dan wadah untuk menampung Balang hasil tangkapan. Malam semakin
larut dan Balang hasil Begobok cukup untuk lauk besok pagi.
Jaman
kecil dulu aku punya beberapa ekor kerbau, lalu ada juga sapi dan sekarang ada
beberapa ekor kambing. Ow ya. . . Melihat kondisi saat ini kadang aku berfikir,
untuk memanusiakan manusia kadang dibutuhkan metode menjinakkan hewan, karena
kadang kelakuan manusia lebih jahat daripada hewan.
Comments
Post a Comment