Aku Ditolak TURIS


Kali ini aku akan share cerita yang aku alami beberapa tahun lalu. Cerita ini berlatar di sebuah kapal, bukan kapal TITANIC atau kapal Van der Wijck, tapi kapal penyebrangan Lembar – Padang Bae.

...............................ceritanya begini.................................

Matahari saat itu hampir berada persis di atas kepala, sedang bus yang aku tumpangi tak kujung masuk ke dalam kapal. Bus sudah berada di tempat antrian hampir dua jam. Sayup-sayup terdengar syair fenomenal dari salah satu pelantun lagu sasak,

Jari terune bani kelikit
Salam doang siq de sempait
Laguq ndeq de bani bedait

Ndeqku taoq bae side mele
Mun de tetu ku tanteh side leq bale
Kedung tiang ndeqman araq epe

Ku anteh side engkah bulan mudi
Mun de liwat jaq ndeq ku bani
Yaq ku tetikah siq saudagar sampi
..............................
..............................
..............................

Sekali, . . .  dua kali, . . . tiga kali, . . .  aku melihat ke arah dermaga belum ada tanda-tanda dari petugas yang mengarahkan kendaraan masuk kapal. Tatapanku terlempar ke salah satu sudut dermaga. Sepasang turis (wisatawan mancanegara) muda yang duduk di pinggir dermaga sedang asyik bersenda gurau, entah apa yang sedang mereka bicarakan, kelihatannya seru sekali.......aku jadi kepo.

Bank data yang ada di kepala aku pun membuka file-file masa lalu yang berhubungan dengan kata “TURIS”. Setelah sekitar 0,0000765234 detik muncul beberapa hasil pencarian, JAMAN SMP DAN POTO BARENG TURIS sebagai hasil pencarian teratas. Aku lalu memutar kembali data tersebut ........

.........keributan terdengar dari ruang kelas. Saat SMP dulu kami berebutan untuk sekedar melihat kehebatan salah satu teman kami yang telah berhasil dan sukses ber-poto dengan turis. Ya . . . . remaja alay yang hidup awal tahun 2000-an akan merasa keren bila bisa ber-poto bareng turis (wisatawan mancanegara). Ketika kamu misalnya hari ini mendapat kesempatan ber-poto dengan turis maka esok harinya poto itu akan jadi bahan perbincangan yang hangat untuk sekedar diperebutkan dan diributkan. Dibanding dengan teman seusiaku, mungkin aku termasuk orang yang alay-nya telat berekspresi, gen alay yang ada pada diriku kurang berkembang saat itu, aku menduga tidak ada kromosom pendukung yang khas dengan karakter untaian pasangan asam-asam amino alay yang tersusun dalam protein yang berjuntai dalam sel pada proses mitosis................

Kilas memori itu terputus dengan masuknya bus ke dalam kapal. Aku bergegas turun dari bus dan naik tangga ke lantai dua kapal. Setelah berada di anak tangga terakhir, mataku tertuju pada seorang turis wanita yang duduk sendiri di kursi panjang bagian pinggir kapal. Dalam hati aku membenak . . . . .

“Dulu pas SMP aku tidak pernah poto-potoan dengan turis, kali ini aku tidak hanya akan dapat poto tapi juga akan praktik langsung berbicara Bahasa Inggris. Aku akan praktekkan kemampuan bahasa inggris, aku pernah ikut Program Elemtentary English di salah satu universitas terkemuka di Pulau Lombok bulan Juni lalu” benakku sambil memasang ancang-ancang untuk beranjak ke arah turis.

Aku berjalan perlahan ke arah turis dan aku akan menjalani pembicaraan yang akrab dan panjang. Itu harapanku.

hem . . . . hmmm . . . hmmmmm . . . excuse me miss” sambil ber-dehem aku membuka percakapan.
Yea........” sahut turis itu.
Don’t you mind If I sit in this side” aku lajutkan pembicaraan. Aku merasa ini akan menjadi percakapan yang seru.
No, sorry. I wanna sleep in hereturis itu lalu memperbaiki tas ranselnya, dan tidur di kursi itu.

DIALOG DENGAN TURIS TERHENTI.

Dunia terasa mengecil sejenak, heniiiiiiiiiiiiiiing......................................

“Sungguh engkau tega wahai turis, engkau seolah membunuh karakter dan menciutkan nyaliku untuk sekedar belajar Bahasa Inggris. Atau engkau menolakku gara-gara engkau juga tidak bisa ber-bahasa inggris, engaku hanya bisa kata-kata yang tadi, lantas engkau berpaling dan memilih tidur saja. Di kapal ini yang turis tidak hanya engkau, aku akan terus mencari turis yang lain, yang penting mau di ajak ber-bahasa inggris” melangkah dengan agak sedikit ngomeh dalam hati dan mencari kursi dan turis lain.

Pucuk di cipta teh pun tiba, aku melihat ada turis di pinggir kapal kelihatan sedang menikmati hamparan laut yang kebetulan saat itu di percantik dengan munculnya lumba-lumba. Aku menghampiri si turis . . . . .

Ah.....ingin rasanya untuk terus melanjutkan cerita ini, tapi aku pendam sementara. Sudah sore kawan,  . . . . . Aku pulang dulu, laun lelah papuq ke boyaq aku.


Comments

Popular posts from this blog

Bahasa Sasak: 50 Kalimat Populer Di Pulau Lombok

Bahasa Sasak : Ungkapan sehari-hari

Kamus Bahasa Lombok/Sasak (A-D)