Bunda Sekuat Itu Engkau Dulu


Ahad sore aku sorang diri masih mencabut rumput di sawah, kakak perempuanku sekalian mencari rumput untuk makan kambing kami, kakekku sudah tak mampu keluar jauh, sedang sang Dara kini istirahat setelah seharian mencari secercah rejeki di hamparan sawah. Sang Dara adalah My beloved Inaq.

Tidak ada yang menyangsikan lagi bahwa semenjak ayahanda berpulang kehadapan-Nya, Bunda adalah tulang punggung keluarga. Semua pekerjaan di sawah yang awalnya dikerjakan oleh laki-laki ia lakukan, mencangkul, mencari kayu bakar, memotong kayu dengan kapak, memikul gabah, menggotong beras, dan itu beliau lakukan sudah sekitar 20 tahunan.

Masih sangat jelas dalam ingatanku badan Bunda yang kekar dulu terlihat begitu ringan melakukan semua aktivitas itu. Memotong kayu sekali tebas baik dengan parang atau kapak, mencangkul dengan ayunan ringan, memikul gabah dengan sedikit ungkitan, se-ringan itu kelihatannya dulu.

Ah  . . . Inaq engkau memang luar biasa. 
Inaq . . . . . Engkau adalah Inaq terhebat yang pernah nandamu ini kenal.

Comments

Popular posts from this blog

Bahasa Sasak: 50 Kalimat Populer Di Pulau Lombok

Kamus Bahasa Lombok/Sasak (A-D)

Bahasa Sasak : Ungkapan sehari-hari