Bahasa Sasak: Amaq, Puisi Bahasa Sasak
Kembali lagi bersama Murdiah Lombok dalam Blog Sasak Lombok
di mana kawan sekalian bisa mengakses semua literasi seputar bahasa dan Aksara
Sasak. Kali ini saya menulis puisi berbahasa sasak dengan tema ayah. Siapa sih
yang ga kenal dengan sosok seorang ayah.
Kita semua tahu bahwa seorang Ayah merupakan seorang pahlawan di kehidupan beliauta di semua sisi dan lini kehidupan
anak. Berusaha mengenal jati diri seorang ayah bagaikan membaca novel cinta.
Ayah tidak
pernah bisa lepas dari perjalanan kehidupan yang saat ini sedang pembaca
jalani. Bagaimana pembaca belajar menjadi pemimpin yang baik, menjadi orang
yang penuh tanggung jawab, dan menjadi manusia tangguh dengan berkaca melalui
cerminan tulus yang diberikan oleh beliau adalah hal yang nggak bisa pembaca
dapatkan dari siapa pun.
Kelebihan
dan kekurangan beliau terbungkus, terbalut dan menjadi satu dalam wujud
tanggung jawab yang sangat besar. Ayah adalah sosok yang paling sering
dibanggakan dalam setiap moment. Meski
ayah adalah seorang lelaki yang menafkahi keluarga ayah juga memiliki kesan
yang dalam pada anak anak.
Beliau
adalah seorang yang terus bekerja keras untuk membanting tulang, tidak lain dan
tidak bukan ha beliau untuk terpenuhi beliau kebutuhan keluarga tanpa pernah
mengeluh dan merasa lelah. Terkadang, pembaca perlu meluangkan sedikit waktu
yang pembaca miliki ha beliau untuk sekadar mendengar beliau melepaskan kesah
yang ada. Pembaca juga bisa mengirimkan beliau puisi atau kata-kata manis yang
barangkali bisa menyentuh hati beliau sebagai ungkapan terima kasih atas
jasa-jasa beliau terhadapmu selama ini.
Amaq
Amaq,
Ndeq
de taoq idap rasen tiang eroq aseq
Leq
jelo bian saq mulai petelang pengalaman idupte saq laeq
Leq
bangket boye kedit saq begeteq
Amaq,
Ongkatde
bebase leq tiang saq masih kodeq
Pelinggih
lalo yaq jari penulak lampaq uleq
Laguq
ndaraq sampe tiang nganteh ngoneq
Amaq,
Siq
tiang inget tajem pengilengde
Ndeq
tiang lupaq kelemde bedede
Iye
saq pinaq ate angen niki maraq ndeq man rede
Amaq,
Yaq
tiang jauq titi tata carende saq ngajahan idup solah
Pacu
lampaq ngaji sembayang dait besekolah
Jari
kunci lamaq langan adeqn ndaraq siq te kelalah
Amaq,
Tiang
bedoe jok De Side Neneq Saq Kuase
Adeqde
jaoq leman susah dait sikse
Adeqde
mauq gamaq surge saq mulie
By:
Murdiah Lombok
Saya baru
selesai menulis sebuah puisi, jadi harap bersabar kalau para pembaca masih
menunggu edisi puisi berikutnya. Jangan lupa untuk selalu mengasihi keluarga
terutama kedua orang tua (Ayah dan Bunda). Sepanjang apapun waktu yang kita luangkan
untuk beliau, nggak akan pernah bisa menggantikan segala hal yang telah ia beri
selama ini.
Comments
Post a Comment